Terjatuh Diantara Gemintang (Chapter 11 : Panggil Aku Gabe)


Dini hari melindapi angin malam di sela-sela jendela kamarnya, ia menuliskan begitu banyak kata yang tak mampu diucapkannya. Menyesapi kopi hangat masih menari penanya bersama purnama, sejenak diistirahatkannya jemari dengan mengetuk meja. Seorang pemuda yang merantau ke kota seberang, ia menghabiskan waktunya menulis untuk mencari nafkah di malam hari dan menjadi buruh pikul di pelabuhan …